Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M diprediksi berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun ini seluruh umat muslim merayakannya secara serentak, sehingga diprediksi akan berdampak pada situasi lalu lintas.
Kota Wisata Batu memang selalu menjadi tujuan utama saat libur Lebaran. Selain menjadi destinasi wisata favorit, kota ini juga merupakan jalur utama arus mudik, terutama bagi pemudik yang melintas ke arah Malang dan sekitarnya.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto mengungkapkan, berbagai langkah strategi yang akan diterapkan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas selama libur Lebaran 2025. Yaitu melakukan pemeriksaan intensif atau ramp check terhadap bus pariwisata di titik-titik strategis kawasan wisata untuk memastikan kelayakan operasional kendaraan.
”Selain itu, kami akan melakukan pemusatan titik parkir bus pariwisata di lokasi yang telah ditentukan untuk mengurangi kemacetan di kawasan wisata,” kata Heli, Selasa (25/3).
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu juga akan memastikan kesiapan infrastruktur jalan dan jembatan dengan koordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas.
Bahkan, mengantisipasi lonjakan kendaraan yang akan terjadi, lanjut Heli, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu telah memetakan lima titik rawan macet yang diprediksi akan mengalami kepadatan selama musim mudik Lebaran 2025.
Kepala Dishub Kota Batu, Hendry Suseno mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian untuk mengidentifikasi titik-titik kemacetan yang perlu mendapat perhatian khusus.
”Kami sudah melakukan pemetaan dan mengantisipasi kawasan yang berpotensi mengalami kemacetan. Titik-titik ini memang sudah menjadi langganan macet, terutama saat momen long weekend,” ujar Hendry.
Setidaknya ada lima titik yang diprediksi akan menjadi titik rawan kemacetan, yaitu perempatan Arhanud Desa Pendem, pertigaan arah Karangploso, perempatan Desa Pesanggrahan, pertigaan Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, dan jalur dari Payung menuju Pujon
“Kelima titik ini merupakan akses utama bagi wisatawan dan pemudik yang hendak menuju Kota Batu maupun yang akan melanjutkan perjalanan ke kota lain,” jelas Hendry.
Untuk mengatasi potensi kemacetan, lanjut Hendry, Dishub Kota Batu telah menyiapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan secara situasional, tergantung tingkat kepadatan kendaraan di lapangan.
“Kami akan menggunakan berbagai metode yang sudah kami terapkan sebelumnya, seperti saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. Salah satunya dengan sistem pasang-surut dan one way (satu arah arus kendaraan),” ungkap Hendry.
Contohnya, kendaraan dari pusat Kota Batu yang hendak menuju Jalan Ir Soekarno akan dialihkan ke jalur alternatif. Sementara, kendaraan dari Kota Batu yang menuju Kota Malang akan diarahkan melalui Jalan Oro-Oro Ombo. ”Dishub juga akan menempatkan personel di beberapa titik strategis untuk melakukan pemantauan dan pengaturan lalu lintas,” jelasnya.
Tak hanya rekayasa lalu lintas, Dishub Kota Batu juga akan bekerja sama dengan Polres Batu dan TNI dalam mengantisipasi kepadatan kendaraan. Posko pemantauan mudik juga akan didirikan di beberapa lokasi untuk membantu pengaturan arus lalu lintas serta memberikan informasi kepada pemudik.
Hendry menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan berbagai stakeholder, termasuk kepolisian dan dinas terkait, untuk merumuskan skema pengaturan lalu lintas yang lebih efektif. “Kami akan terus melakukan diskusi dan evaluasi agar pengaturan lalu lintas bisa berjalan optimal dan kemacetan bisa diminimalisir,” tegasnya.
Dengan prediksi lonjakan kendaraan yang signifikan, Dishub Kota Batu mengimbau para pemudik dan wisatawan untuk mengatur waktu perjalanan dengan baik, serta menggunakan jalur alternatif jika diperlukan.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Batu, AKP Kevin Ibrahim menjelaskan, titik-titik tersebut meliputi kawasan Arhanud, Pendem, Jatim Park 2 dan 3, TMP Suropati, Simpang Empat Pesanggrahan, Simpang Tiga Bendo, dan San Terra Pujon.
“Misalnya, di Arhanud akan dipasang barrier di median jalan agar kendaraan tidak bisa langsung menyeberang ke Simpang Tiga Pendem. Kendaraan akan diarahkan belok kiri terlebih dahulu sebelum memutar,” jelas Kevin.
Jika terjadi lonjakan kendaraan yang signifikan, Polres Batu juga mempertimbangkan penerapan skema contraflow maupun sistem satu arah. Namun, penerapan kebijakan ini akan bersifat situasional dan bergantung pada kondisi di lapangan.
Kevin menuturkan, salah satu skenario contraflow yang paling mungkin diterapkan adalah di jalur Pendem hingga simpang tiga Jalan Dewi Sartika. “Pada saat arus mudik, akan diberlakukan dua lajur naik dan satu lajur turun, sementara pada arus balik, dua lajur akan digunakan untuk turun dan satu lajur untuk naik,” tandasnya